Jumat, 25 Januari 2013



KAMBING ETAWA


MANGGAR, BANGKAPOS.com -- Perawatan kambing etawa tidak sama seperti dengan kambing biasanya, mulai dari pemberian jenis makanannya, kandang serta perlakuan yang sudah diatur, layaknya ada semacam standar operasional prosedur dalam perawatan kambing etawa.

Secara fisik bentuk ukuran tubuh dari kambing etawa ini lebih besar, dibanding umumnya kambing yang banyak dijumpai, yang hanya memiliki nilai jual dalam hal daging maupun kulitnya. Tinggi postur tubuh kambing etawa jantan mencapai hingga dada orang dewasa.

"Dalam pemeliharaan dan perawatan kambing etawa ini butuh kasih sayang, makanannya juga harus diperhatikan. Sumber makan di sini cukup melimpah, terdapat beberapa jenis daun tanaman yang bisa untuk pakannya selain dari rumput gajah. Menu makannya haru berganti-ganti dan mengandung nutrisi, tidak sembarangan makan. Setiap satu minggu harus dimadi," ungkap Azhari MS dari  Perhimpunan Pemerhati Generasi Muda (Perinda) Nusantara, di sela-sela kesibukannya menyelesaikan pembangungan kandang ternak kambing etawa, di belakang kantor Desa Lenggang, Kecamatan Gantung kepadabangkapos.com, Kamis (5/5/2011).

Menurutnya usaha ternak kambing etawa yang sudah pernah dilakukan di Aceh, pada saat pasca tsunami, yang dikelola oleh warga masyarakat setempat melalui sistem kelompok. Sebagai kegiatan usaha perekonomian masyarakat. Kalangan ibu rumah tangganya dibina untuk pengembangan kerajinan seperti pembuatan sabun, susu kambing kemasan dan lainnya.

Menurut Azhar proses peternakan kambing etawa mulai bisa menghasilkan susu untuk yang betina pada saat berumur sekitar 10 bulan hingga 11 bulan, setelah sebelumnya dikawinkan dengan yang jantan. Ketika sudah mulai hamil, sudah mulai menghasilkan susu untuk bisa diperah. Masa ekonomis kambing etawa betina masih mampu menghasilkan susu hingga berumur 11 tahun.

Untuk tahap awal ini memberikan contoh bentuk kandang dan cara pemeliharannya, yang nantinya dikelolah melalui kelompok. Untuk teknik pemeliharaan, sudah diberikan pelatihan terhadap anggota kelompok.

"Kami berharap upaya untuk peningkatan perekonomian masyarakat ini dapat didukung oleh pemerintah daerah. Jangan khawatir over produksi. Yang penting sudah bisa memenuhi kebutuhan daerah," ujarnya.



Pemeliharaan Induk Bunting Kambing Etawa

Kambing etawa betina yang sudah dikawinkan tidak akan mengalami birahi lagi jika kambing tersebut sudah bunting. Seekor kambing akan mengalami puncak masa birahi selama 3 hari, dan jika kambing tersebut tidak dikawinkan pada masa puncak itu, berarti kambing akan birahi lagi 21 hari kemudian. Beberapa tanda pada kambing yang bunting adalah semakin membesarnya peut bagian kanan, mulai terjadi pembesaran pada ambing, seringnya kambing menggesek-gesekkan ke dinding kandang dan kambing terlihat lebih tenang. Saat usia kebuntingan 1-3 bulan, jika ambing di perah secara pelan-pelan, akan mengeluarkan cairan bening kental dan agak lengket, dan pada umur kehamilan yang lebih tua berubah menjadi warna kuning transparan.


Kambing etawa yang hamil harus ditempatkan di kandang yang terpisah untuk menghindari gangguan dari kambing yang lain atau menghindari perkelaian antar sesama kambing. Perlu juga dijaga agar lantai kandang tidak licin karena bisa menyebabkan kambing yang sedang bunting tergelincir yang menyebabkan keguguran. Khusus pada kandang yang berbentuk panggung, pada saat kambing akan dikeluarkan dari kandang, sebaiknya mengunakan bantuan tangga, usahakan pada saat kambing turun dari kandang jangan melomat, karena akan menyebabkan kontraksi pada perut kambing yang sedeng hamil. Untuk memperlancar proses kelahiran pada kambing, sebaiknya kambing bunting setiap hari dikeluarkan dari kandang dan dibiarkan berjalan-jalan minimal 1 jam setiap harinya. Masa kebuntingan kambing selama 5 bulan. Pada kambing yang baru pertama kali beranak, waktu melahirkannya biasanya akan sedikit bergeser, baik lebih awal maupun mundur, tetapi tidak akan lebih dari 5 hari.

Selama masa kehamilan, kambing membutuhkan makanan yang lebih banyak dan berkualitas untuk mendukung seluruh proses di dalam tubuhnya. Usahakan selam proses kehamilan, si induk mendapatkan tambahan kalsium, sehinga kebutuhan kalsium dalam tubuh kambing maupun anak kambing yang dikandungnya akan tercukupi kalsiumnya.

Kambing yang akan beranak, secara fisik dapat diketahui dari bentuk ambing dan putting susu yang terisi penuh. Alat kelamin luar (vulva) membengkak, berwarna merah, dan berlendir, kambing terlihat gelisah, dan nafsu makan yang menurun. Jika kondisi itu sudah mulai telihat, perlu disiapkan kandang yang bersih. Kandang sebaiknya diberi alas yang mampu menyerap cairan disaat kambing dalam proses melairkan, serta dapat memberi rasa hangat pada cempe yang baru saja lahir, misalnya dengan memberi alas berupa karung goni atau jerami padi. Jika kondisi kebuntingan normal, biasanya kambing tidak membutuhkan pertolongan saat proses melahirkan. Jika memungkinkan, disiapkan kandang khusus yang dilengkapi dengan lampu penerangan, karena waktu meahirkan bisa terjadi pada malam hari.

0 komentar:

Posting Komentar